Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Sampai bertemu nanti, sampai bertemu mati.

Gambar
Sampai bertemu nanti, sampai bertemu mati.  Pict : Waikabubak, 2018 (cws)  Pejuangan,  Cinta,  Patah hati,  Tawa dan air mata, Amarah Hingga dendam.  Didedikasikan untuk kematian, pada hasil akhirnya.  Kita berhadapan dengan banyak babak dalam perjalanan menuju kematian. Setiap akhir dari suatu babak, ada babak baru dengan perjuangan baru, rasa sakit dan bahagia yang baru. Ada air mata dan tawa yang menunggu. Begitu seterusnya hingga kita lelah, sampai penyelesaian yang kita tunggu datang, yaitu kematian. Apa yang paling seirama dengan kehidupan? Kematian. Dekat lagi lekat. Aku pernah merasa mati, Berkali-kali. Aku mati ditikam kata, dicekik kenyataan, hingga mati dalam tatap seseorang. Apakah ketika mati, kita benar mati? Apakah saat hidup kita benar benar hidup? Apakah hidup hanyalah syarat untuk mati? Apakah hidup kita, benar-benar milik kita? Ataukah cuma bahan mainan semesta dan sang absolut? Jika takdir memang...

Kuasa dibalik pers

Gambar
Tidak bisa dipungkiri media masa memiliki andil yang cukup besar dalam berbagai perubahan dan pembaharuan dunia dewasa ini. Informasi saat ini dapat didapatkan dengan mudah dan dapat disebarkan dengan mudah pula. Bahkan tak jarang akibat pola pikir instan, informasi yang diterima diserap mentah-mentah tanpa dipertanyakan kebenarannya. Massa dapat membenci sebuah ideologi, sebuah kelompok, bahkan individu tertentu akibat pemberitaan negatif. Bahkan tanpa mempertanyakan hal tersebut. Hal ini yang memupuk tumbuh suburnya hoax yang tak hanya menumbuhkan keributan, ketakutan, bahkan peperangan. Dapat diambil contoh berita yang dapat dikatakan 'belum benar' saat itu memanen emosi warga net, misalnya tagar #justiceforaudrey seorang anak yang katanya dibully hingga dirawat di RS yang menyedot perhatian banyak kalangan, namun berita tersebut tidak sepenuhnya benar. Atau melihat lebih jauh lagi propaganda 3A dan istilah saudara tua yang dibawah Jepang saat masuk ke Indonesia. Propaga...
Gambar
 Angin kering berhembus kencang. Udara panas membakar. Bukit-bukit batu kapur tandus. Tanah lapang dan kosong, sesekali ditumbuhi karang dan batu.  Tumbuhan meranggas, kering, setengah mati. Kuda dan sapi berkeliaran di padang berumput kerontang tanpa air. Jalanan sepi.  Burung-burung kembali ke peraduan pada hutan-hutan kecil di lembah bukit sabana. Anjing menyalak mengonggong di perkampungan dari atas bukit terjal. Anak-anak bermain di atas kuburan berbahan batuan kapur dan budaya megalitikum depan sebuah rumah beratap menjulang ke langit. Dan di kolong rumah babi tertidur, pulas. menunggu waktunya makan. Seorang ibu yang menenun di teras rumah berlantai bambu dan berdinding kayu serta alang sebagai atap.  Ditemani anak gadis menganyam bakul untuk mengisi beras. Sedang di padang kerbau, kuda dan sapi diawasi diselingi canda dan permainan bocah-bocah lelaki.  Lalu, si kepala keluarga berdiskusi dengan alam tentang makanan mereka hari itu. Oh  Aku di rumah...