Resensi : Animal Farm

 


Revolusi dan Kekuasaan. Bercerita tentang pemberontakan para binatang peliharaan di Pertanian Manor terhadap manusia pemilik peternakan yang dianggap kurang berkompeten. Tuan Jones sang pemilik pertanian yang pemabuk dan pemalas bersama istri dan pekerjanya terusir oleh pemberontakan dan serangan hewan-hewan pertanian tersebut. Pemberontakan yang dipimpin dua babi Napoleon dan Snowball berhasil mengambil alih pertanian tersebut dan mengganti namanya menjadi Pertanian Hewan. Pemberontakan yang dihantar oleh orasi membara dan mars yang penuh nada-nada optimisme dan kerinduan akan kemerdekaan.

“Kehidupan hewan penuh dengan perbudakan dan penderitaan, hampir semua kerja keras dirampas oleh manusia” mendorong revolusi untuk mengambil alih tanah pertanian tersebut.

“Manusia adalah satu-satunya mahkluk yang melahap apa saja tanpa menghasilkan apapun. Dia tidak bisa menghasilkan susu, tidak bisa bertelur, terlalu lemah untuk menarik bajak, dan tidak cukup cepat untuk berlari menangkap kelinci. Tetapi dia yang menjadi tuan atas semua hewan.” Orasi yang terdengar membara penuh emosi dan sangat masuk akal dari para hewan mampu menggugah hati pendengar bahkan dapat diamini oleh manusia pun.

“Manusia menyuruh hewan-hewan bekerja dan hanya memberikan makanan seadanya agar para hewan tidak mati kelaparan. Tenaga kita yang mengerjakan tanahnya, kotoran kita yang menjadi pupuknya, tetapi kita hanya punya kulit kita sendiri.” Terdengar berasal dari hati dan penuh semangat revolusioner.

Setelah diambil alih Pertanian Hewan dikelola bagi kesejahteraan bersama dilandasi dengan idealisme dan sila yang dijunjung bersama. Semboyan serta lagu resmi ditetapkan, perangkat organisasi, hingga jadwal evaluasi rutin kinerja peternakan. Pertanian Hewan sukses dalam bertani dan berdagang. Namun, seiring berjalannya waktu idealisme memudar dan konstitusi dilanggar yang oleh para pemimpin dan para tokoh revolusioner hewan. Kekuasaan bisa mengubah karakter individu, dan berlaku juga sifat manusia ini pada pemimpin hewan di Pertanian Hewan. Mereka (para pemimpin) yang mulanya menentang manusia mulai mengubah ideologi demi berdagang dengan manusia dan mendapat untung yang hanya dinikmati oleh pemimpinnya. Kenikmatan di pucuk kepemimpinan yang dilayani dan dikawal oleh hewan lain melahirkan sifat diktator pemimpinnya yaitu para babi Napoleon dan Snowballl. Para hewan dikuras tenaganya oleh hewan yang lebih pintar (para babi). Janji dan idealisme pun seiring berjalannya waktu dapat luntur. Ketidakadilan yang mulanya menjadi bahan bakar revolusi hewan, mulai nampak lagi di tangan pemimpin yang baru.

Keserakahan pun menjadikan Napoleon mengasingkan Snowball dengan menghasut para hewan lainnya, menjual para hewan yang tidak produktif lagi dan hewan yang menentangnya ke tukang jagal, hingga mengambil jarak dari hewan lain dan menjadikannya eksklusif agar melancarkan kesepakatan politik dengan peternakan lain dan manusia yang menguntungkannya. Pemerintah dan pemimpin dapat mengontrol penuh masyarakat dengan memberikan ketakutan dan ancaman, memutarbalikan persepsi, mengubah data, serta merawat kebodohan yang menjadikan masyarakatnya tidak kritis. Pemimpin para hewan yakni Napoleon bahkan lebih buruk dari Tuan Jones karena membantai hewan yang menentangnya hingga bermewah di atas penderitaan para hewan lain yang bekerja untuknya.

Analogi yang dipilih Orwell pada dunia peternakan menggambarkan betapa sifat-sifat manusia yang ditiru para hewan terlihat amat buruk. Buku ini termasuk tipis namun amat padat dengan peristiwa, yang bisa saja menjadikan pembaca cukup penat dan mudah menguras pikiran. Pengkondisian cerita yang satire ini cukup memainkan imajinasi dan analogi pembaca kaitannya dengan karakter tiap tokoh.

Buku ini menggambarkan revolusi dan kepemimpinan yang penuh dengan intrik, rahasia, persaingan, dan kesepakatan kotor di meja politisi. Animal farm lahir pada tahun 1945 diiringi banyak kritik dan pujian. Novel algori anti-Stalin ini sukses besar dan tetap eksis melewati beberapa dekade setelah kematian Orwell di tahun 1950. Animal farm menjadi karya sastra yang melegenda yang diterjemahkan ke berbagai bahasa dan masih menjadi sumber analisis dan studi sastra hingga kini.

Judul : Animal Farm

Penulis : George Orwell

Penerjemah : Djokolelono

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Halaman : 127







.

Clarita Wihelmina Sulastri

Komentar

  1. Intelektual adalah babi yang dimaksud 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bgtu analogi yang dipilih dalam novel satire yang satu ini

      Hapus
  2. Luar biasaa Lalaaa~

    BalasHapus
  3. Ketika ingin melihat sifat asli seseorang lihatlah ketika dia memiliki jabatan dan uang

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi : The Psychology of Money

Aksa

Resume : The Psychology of Money