Plural is me


Alam semesta diciptakan dengan keberagaman, keberagaman ini yang menjadikan setiap objek unik adanya. Keberagaman memberikan nuansa berbeda pada setiap titiknya. Bicara soal keragaman tentunya bicara soal perbedaan. Bahkan anak kembar identik sekalipun, tak benar-benar sama. Tak jarang tercipta selisih oleh karena perbedaan. Tak hanya soal mahkluk hidup, perbedaan letak lempengan bumi pun dapat memicu gesekan dan gempa bumi sebagai hasilnya. Atau dalam konteks bangunan, selisih dalam penyatuan dua baja dapat membuatnya mudah jatuh atau runtuh.
Namun,tak hanya soal selisih perbedaan dapat menciptakan harmoni. Dapat kita bayangkan betapa tidak menariknya jika pelangi hanya terdiri dari satu warna saja. Entah keindahan atau kehancuran akibat keberagaman, tergantung sudut pandang kita masing-masing.
Bicara soal keberagaman, menjadi topik yang cukup hangat akhir-akhir ini di Indonesia. Tentunya Indonesia tak dapat lepas dari stigma keberagaman. Kurang lebih ada 17.508 pulau di negara kita. Tak dapat kita pungkiri keberagaman suku, agama, bahasa, dan adat yang membuat kita kaya.
Seperti yang dibicarakan di atas keberagaman dapat memicu perselisihan. Negara kita amat rawan dengan isu-isu berbau SARA. Ditambah lagi banyak masyarakat yang tidak menyaring informasi yang didapatnya. Akibatnya pengaruh salah paham dapat memantik konflik yang besar, atau yang biasa kita kenal dengan istilah ‘sumbu pendek’.
Hal ini menjadi masalah yang cukup serius bagi kita. Masalah ini ada di dalam kita, dan tak jarang berasal dari kita. Bukan hanya urusan pemerintah, tokoh masyarakat, ataupun tokoh agama tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama.
Dalam menyikapi keberagaman perlu adanya sikap terbuka dan menerima. Dibarengi dengan saling menghargai dan menghormati, serta menyingkirkan kebencian pada tiap apa yang kita anggap berbeda dengan kita.
Perbedaan bukan untuk diseragamkan. Indonesia adalah persatuan, bukan penyatuan. Kita bersatu di atas perbedaan dan ciri khas masing-masing.
Tapi, mengapa kita sibuk dengan perbedaan diantara kita. Jika ada kesamaan yang dapat menyatukan kita? Kita Indonesia. Bertanah air yang satu. Berbangsa yang satu. Menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Entah sebagai mayoritas, maupun minoritas dari segala aspek baik suku maupun agama, saling menghargai adalah hal yang wajib bagi kita sebagai bangsa yang besar.
Sebuah melodi akan indah jika diberi warna dengan nada minor.
Dari Banda Aceh sampe tana Papua kita basodara. Dari Mianggas sampe Pulau Rote tra ada yang bisa pisa.
-cws.

(Rumput yang tumbuh diantara bunga-bunga di salah satu padang di Sumba, NTT) 

Komentar

  1. Sukses selalu untuk penulis artikel ini. Dalam tafsir filsafat makna bahasa bisa disebut juru tafsir realitas atau juru tafsir ide ide serta gagasan

    Sebuah tulisan yang menyajikan suatu bahasan artinya sebuah upaya dari penulis untuk berkomunikasi dengan para pembacanya dengan maksud agar para pembaca nya bisa menangkap ide-gagasan-pandangan yang ingin ia sampaikan.

    BalasHapus
  2. Semangat lala๐Ÿ’ช

    BalasHapus
  3. Mantap adik Lala.sukses selalu diks.salam lestari

    BalasHapus
  4. Semoga bisa daftar adsens, setelah ini๐Ÿ˜…

    BalasHapus
  5. Vivere iustus accipere

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi : The Psychology of Money

Aksa

Resume : The Psychology of Money