(belum) Merdeka.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang menjadi korban perdangan manusia dan organ.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang dikurung dalam prostitusi, penculikan, penyiksaan dan lainnya.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang hidup dalam ketakutan dan pesimisme akan makanan dan hidup di hari esok.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang diperkosa, dibunuh, dianiyaya, ditindas, diancam tak temukan tempat bernaung.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku sakit raga, jiwa, dan hatinya dibiarkan terkapar di jalanan hingga mati membusuk.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang dikucilkan oleh fitnah dan stigma yang dibuat saudara sebangsa sendiri.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang haknya diambil, yang hidupnya dijajah saudara sebangsa sendiri.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku dipaksa bekerja keras tak kenal waktu, tak kenal sakit karena miskin di tanah yang kaya.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi satwa, sesama mahkluk hidup di negriku hidup dalam ketakukan dan perburuan membabi buta oleh manusia.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi satwa, sesama yang hidup di negriku tak jarang terpenjara oleh api hingga mati terbakar.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak satwa bahkan manusia tergusur dari tempat tinggalnya. Bahkan alam dihancurkan oleh apa yang disebut pembangunan.
Aku ingin berkata merdeka.
Tapi banyak sebangsaku yang tak temukan keadilan di negrinya sendiri.
Aku ingin ucap merdeka.
Tapi lidahku kelu, tertahan nurani pada mereka yang tak kenal kata merdeka. (18.08.20)
Waikabubak, 18 Agustus 2020
Komentar
Posting Komentar