Dinamika Pangan Ditengah Covid-19
Dinamika pangan merujuk pada aktivitas pertanian berbasis pangan, kecukupan pangan dan kendalanya, upaya mengatasi kendala, petani dan unsur-unsur terkait, serta peranan pemerintah dan pemangku kebijakan. Dalam menghadapi wabah Covid-19 yang telah berjalan cukup lama, bahan makanan merupakan aspek yang penting untuk itu pemerintah selalu mengutamakan ketahanan, ketersediaan, dan kecukupan pangan. Pandemik Covid-19 sendiri merupakan masalah internasional yang telah memakan kerugian yang tidak sedikit bagi negara-negara diseluruh dunia dan menimbulkan banyak permasalahan termasuk di dalamnya perekonomian dan ketersediaan pangan. Ketahanan pangan dapat berarti kemampuan suatu wilayah dalam menjaga produksi pangan yang cukup dalam menghadapi kendala baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan aktivitas petani sebagai pelaku utama dalam proses produksi. Menurut UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Pertanian dipengaruhi banyak faktor ada yang bersifat internal seperti kualitas bibit, maupun eksternal seperti suhu, hujan,, radiasi matahari, angin, tanah, dan iklim pada umumnya. Namun kini kendala yang dihadapi tak hanya itu, akibat Covid-19 aktivitas pertanian juga terhambat atau menurun (decrease in activity). Maka dari itu dalam kasus ini peran dan fungsi BULOG serta DOLOG sangat perlu dimanfaatkan optimal untuk menghindari penimbunan bahan-bahan pokok makanan yang merugikan banyak pihak. Pertanian berkelanjutan merupakan syarat terwujudnta ketahanan dan kemandirian pangan. Ketahanan pangan menjadi kunci pokok kedaulatan pangan yang menjadi sendi pemantapan kedaulatan Negara. Mewujudkan kedaulatan pangan bukan berbicara ketahanan pangan di level Negara, tetapi juga menyentuh masyarakat dan rumah tangga atau individu.
Untuk mendukung ketersediaan makanan dan untuk menjaga kestabilan produksi makanan perlu kerja sama dari berbagai pihak, tutur Bapak Ir. Khaerul Muslim, SH.,M.Sc.Agr. Pemerintah tidak bisa membiarkan petani bekerja sendiri, harus ada harmonisasi keterlibatan dinas terkait, seperti Dinas Pertanian yang turun tangan secara teknis serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang mengendalikan kestabilan harga pasar dan mengelola ketersediaan pangan. Masyarakat pun diharapkan turut membantu dengan hemat dalam penggunaan makanan dan mengonsumsi pangan secukupnya, diversifikasi atau meragamkan bahan makanan pokok yang misalnya sesekali diselingi dengan ubi jalar, singkong, atau jagung, tidak membuang-buang bahan makanan, serta melakukan upaya penanaman bahan pangan sendiri dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan.
Dalam penjelasannya Bapak Ir. Khaerul Muslim, SH.,M.Sc.Agr. menambahkan kutipan dari Ir. Soekarno yang menyatakan bahwa pangan merupakan soal mati hidupnya suatu bangsa; apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka ‘malapetaka’, oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner.
Narasumber : Bapak Ir. Khaerul Muslim, SH.,M.Sc.Agr.
Selamat hari buruh.
Hidup buruh tani ! :)
Selamat hari buruh.
Hidup buruh tani ! :)
Komentar
Posting Komentar