Sejauh mana Indonesia Pertahankan Predikat Paru-paru Dunia ?
Hutan hujan tropis di Indonesia menempati posisi ketiga terluas di dunia, setelah Brazil dan Kongo. Hutan di Indonesia sendiri terbagi atas hutan hujan tropis, hutan bakau, hutan rawa, hutan sabana, dan hutan musim. Tak hanya menyimpan potensi berupa kayu, tetapi juga produk non kayu, serta jasa lingkungan yang disediakan hutan. Hutan di Indonesia sendiri menjadi rumah bagi beragam spesies flora dan fauna. Tak jarang bahkan satwa dan vegetasi endemik ditemukan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan ciri khas dan keunikan masing-masing.
Peruntukan hutan di Indonesia dibagi menjadi kawasan konservasi, hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas, hutan produksi yang dapat dikonservasi, dan areal penggunaan lain. Namun, masih sering dijumpai kerusakan hutan terjadi di kawasan konservasi dan hutan lindung yang menunjukan lemahnya tata kelola kehutanan di Indonesia. Kerusakan hutan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor langsung maupun tidak langsung. Faktor yang secara langsung menyebabkan kerusakan hutan seperti penebangan liar, kebakaran hutan, ekspansi bisnis perusahaan, serta perubahan hutan menjadi lahan tambang atau perkebunan. Sedangkan penyebab tidak langsungnya seperti korupsi pada sektor kehutanan, perubahan peruntukan kawasan hutan, perluasan luas wilayah administratif daerah, ekspansi industri, dan peningkatan kebutuhan pasar.
Deforestasi dan degradasi yang terjadi terus menerus di Indonesia makin mengkhawatirkan. Tingginya angka deforestasi dan degradasi turut mempengaruhi jumlah pelepasan emisi karbondioksida di Indonesia dalam jumlah yang tidak sedikit. Tak semata-mata pengurangan luas kawasan hutan, ada ancaman lain yang sifatnya jangka panjang menanti di hari depan. Produk hutan yang paling penting bagi kehidupan manusia adalah oksigen dan air disamping itu ada juga produk lain seperti pengendali iklim, penyerap karbon, konservasi tanah, serta menjaga keragaman biodiversitas. Hutan memainkan peran penting dalam ketersediaan air dan mitigasi perubahan iklim. Hutan dengan ekosistem baik, pepohonan yang rapat, dan tanah yang sehat mampu menjaga keberlangsungan siklus air. Tak berbeda dengan ketersediaan oksigen dan penyerapan karbondioksida yang juga bergantung pada kerapatan dan kuantitas luas suatu hutan. Aktivitas fotosintesis dalam kaitan tumbuhan sebagai produsen di bumi sangat mempengaruhi kehidupan mahkluk hidup lain termasuk manusia. Hal-hal inilah yang kemudian mempengaruhi dan saling mendukung dengan fungsi hutan yang lain seperti konservasi tanah, pengendali iklim, menjaga keragaman biodiversitas, penyedia bahan makanan dan obat-obatan, serta lainnya. Kerusakan hutan yang terkonversi menjadi permukiman, pertambangan atau lahan industri akan mengancam kehidupan di masa yang akan datang. Bukan tidak mungkin, jika hal ini dibiarkan terus menerus Indonesia akan mengalami krisis air bersih, penurunan kualitas oksigen, peningkatan suhu, krisis bahan pangan akibat penurunan kualitas tanah bahkan mungkin kurangnya ketersediaan lahan, dan masih banyak lagi ancaman lain yang dapat terjadi di masa mendatang menimpa negara kita. Jika sikap tamak dan pemikiran antroposentris yang menganggap manusia sebagai penguasa alam masih kita pertahankan, bukan tidak mungkin kita mewariskan kehancuran bagi generasi mendatang bangsa kita.
Komentar
Posting Komentar