-

 



Sebuah pondok dalam angan dan ingin, 

Beralas kokoh bukit batu.

Kerontang mendamba tetesan hujan

Sehari-hari disapa kencang angin padang yang berderu dalam pelukmu.


Di halaman luas tanpa pagar,

Berhias kilau keemasan kering ilalang.

Tanpa peneduh, tanpa pemanis.

Yang menghantar terik membakar mentari tengah hari memancar dari matamu.


Di depan rumah tanpa teras,

Saat senja diganti malam

Diterangi bulan, dihangatkan api

Menantang gelap, berbagi isi kepala

Melawan kantuk, dengan kopi yang ditumbuhkan tanganmu

Hingga ujung malam menarik aku hanyut dalam ragamu.


Di dalam rumah beralas tanah,

Hantarkan dingin menusuk angin malam,

Menyelinap dari cela dinding bambu.

Menjelma menjadi alunan yang membawa arungi mimpi dan aku yang mati di bibirmu.


Pada sebuah pondok dalam angan dan ingin, 

Ijinkan aku pulang, 

menyudahi tualang. 

Ijinkan aku seatap, 

Pada tubuhmu aku menetap. 



Waikabubak, 2020



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi : The Psychology of Money

Aksa

Resume : The Psychology of Money